Rabu, 30 November 2011

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP PEMANFAATAN DAN MEDIA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI


                LATAR BELAKANG MASALAH
UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah sistem usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar paserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dianggap sebagai salah satu cara untuk meningktkan kualitas, harkat , dan martabat manusia. Pendidikan juga dipandang sebagai salah satu sarana dalam meningkatkan kemampuan dan ketrampilan seseorang.
Dunia pendidikan terus bergerak secara dinamis dan menciptakan metode pendidikan, media, dan sumber belajar yang semakin interaktif dan komprehensif. Hal ini dilihat banyaknya para ahli pendidikan yang menciptakan metode-metode belajar yang baru, seperti Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Cara Belajar Siswa Mandiri (CBSM) dan masih banyak lagi metode pada akhir-akhir ini (Oetomo,2002:119). Media pembelajaran juga mengalami perubahan, ini dapat dilihat dari beberapa jenis media pembelajaran yang diguakan antara lain media teks, grafis, video, audio. Ini dirumuskan  dengan tujuan agar siswa dapat lebih mudah dan sederhana untuk mencernakan secara logis materi pendidikan yang di tetapkan.
Dalam dunia pendidikan terdapat salah satu masalah yang mendasar yaitu bagaimana usaha untuk meningkatkan proses belajar sehingga memperoleh hasil yng efektif dan efisien. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan dalam praktis.
Menurut Martinis Yamin (2008:158) penggunaan sumber belajar dan media atau lat-alat modern di dalam pembelajaran bukan berarti mengganti cara mengajar yang baik, melainkan melengkapi dan membantu para guru dalam penyampaian informasi pada siswa. dengan menggunakan sumber dan media diharapkan terjadinya komunikasi yang kominukatif, siswa mudah memahami maksud dan materi yang disampaikan guru di depan kelas, kemudian juga guru mudah mentransfer ilmu pengetahuan pada siswa melalui media guru dapat membuat contoh-contoh, interpretasi-interpretasi sehingga siswa mendapat kesamaan arti sesama mereka.
Penggunaan suatu sumber dam media belajar dalam pelkasanaan pembelajaran akan membantu kelancaran, keefektifitasan, dan keefisien pencapaian tujuan. Bahan pelajaran yang menggunakan sumber dan media belajar dengan baik akan lebih bermakna. Sumber dan media belajar merupakan suatu komponen yang tidak data diabaikan dalam pengenbangan sistem pengajaran yang sukses.
Sumber belajar sosiologi adalah segala sumber belajar yang dapat digunakan dalam mampelajari sosiologi. Pada hakikatnya sumber belajar begitu luas dan kompleks, lebih dari sekedar pembelajaran.
Disinyalir ada kecenderungan guru jarang memanfaatkan atau menggunakan sumber dan media belajar dalam kegiatan belajarmengajar sosiologi. Hal ini mengakibatkan siswa menganggap pelajaran sosiologi sesuatu yang tidak menarik. Guru di kelas jarang mengguankan media saat pembelajaran, guru terbiasa menggunakan pola pembelajaran yang konvensional mealui ceramah. Hal ini mengakibatkan siswa menjadi jenuh, pasif, dan mengantuk. Akibatnya pembelajaran tidak efektif, aktifitas siswa rendah karena pembeljaran di dominasi guru.
Selain itu berdasarkan hasil penelitian tenteng profesionalisme guru dan mutu pendidikan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah masih rendah (2006:20). Menurut kasmadi (1996:9) untuk meningkatkan kemampuan anak dalam menerima pelajaran sosiologi dengan baik di perlukan berbagai peralatan dan metode yang dipilih oleh para pengajar sosiologi sesuai dengan bahan yang dikembangkan dari masa ke masa.
Dalam memanfaatkan sumber dan media belajar guru mempunyai tanggung jawab membentuk peserta didik belajar agar belajar lebih aktif, terarah koofisien. Oleh sebab itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan khusus yang berhubungan dengan pemanfaatan sumber atau media belajar.
Dari latar belakang yang sudah dijelaskan di atas maka saya bermaksud unruk meneliti tentang “PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP PEMANFAATAN  SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS DI SMA KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011”.



III.             RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang sudah dijelaskan diatas ada beberapa masalah yang akan saya bahas yang perlu dipertanyakan, diantaranya:
1.      Bagaimana guru dalam memanfaatkan sumber dan media belajar sosiologi pada siswa kelas XI di SMA Kebumen tahun ajaran 2010/2011?
2.      Bagaimana pengaruh kompetensi guru dalam memanfaatkan sumber dan media belajar pada kualitas pembelajaran sosiologi di SMA Kebumen tahun ajaran 2010/2011?


IV.             TUJUAN
Dari rumusan masalah yang ada maka penelitian ini mempunyai beberapa tujuan diantaranya:
1.      Mengetahui bagaimana guru dalam memanfaatkan sumber dan media belajar sosiologi pada siswa kelas  XI di SMA Kebumen tahun ajaran 2010/2011.
2.      Mengetahui pengaruh kompetensi guru dalam memanfaatkan sumber dan media belajar pada kualitas pembelajaransosiolgi di SMA Kebumen tahun ajaran 2010/2011.


V.                MANFAAT
Dari latar belakang dan rumusan masalah yang akan di bahas maka penelitian ini terdapat beberapa manfaat diantaranya:
1.      Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis ini dihrapkan mampu meberikan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bagi guru dalam meningkakan kualitas pembelajaran sosiologi di MAN Kebumen
2.      Praktis
a.       Bagi Sekolah
Penelitian ini akan manjadi masukan yang berharga bagi pihak sekolah dalam upaya sosialisasi mengenal perlunya kemampuan guru dalam memanfaatkan sumber dan media belajar yang ada sebagai upaya kualitas pembelajaran
b.      Bagi Guru
Penelitian ini akan memberikan motivasi bagi guru terhadap pengetahuan sumber belajar dan media belajar, masukan bahwa jenis sumber belajar dan media pembelajaran dapat digunakan pada setiap pokok bahasan pelajaran, supaya siswa tidak merasa bosan terhadap materi yang diberikan oleh guru atau bisa dikatakan tidak monoton.


VI.             PENEGASAN ISTILAH
Untuk memberi ruang lingkup objek penelitian ini agar tidak terlalu luas,maka penulis menjelaskan beberapa istilah yang dimaksud dalam penelitian antara lain sebagai berikut:
1.      Kompetensi guru sosiologi
Mulyasa dalam bukunya menjadi guru professional (2005:4) menyebutkan kompetensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi guru atau kemampuan seseorang, baik yang kualititif atau kuantitatif. Menurut Hasan (2005) kompetensi dapat diartikan sebagai ability to perform atau kemampuan untuk bertindak. Kompetensi itu sendiri tidak terlepas dari unsure-unsur yang harus dipenuhi yakni memahami, menguasai atay mampu, terampil (Isjoni:87-88).
2.      Guru dalam pemanfaatan sumber dan media pembelajaran
Pemanfaatan disini dalam artian bagaimana seorang guru sosiologi memberikan materi yang diajarkan kepada peserta didik, melalui sumber-sumber apa sajakah yang digunakan dalam menyampaikan materi dan menggunakan media seperti apa dalam penyampaian dan mempermudah jalannya pembelajaran di kelas.
3.      Mata pelajaran sosiologi
Maksudnya adalah mata pelajaran yang diberikan di sekolah sesuai dengan kurikulum yang ada, dimana didalamnya mempelajari masyarakat dengan berbagai macam gejala didalamnya.


VII.          LANDASAN TEORI
A.    Kompetensi Guru Sosiologi
1.      Pengertian Kompetensi
Untuk menghasilkan guru yang mempunyai kompetensiprofesional, di Indonesia telah dikembangkan sistem pendidikan guru berdasarkan kompetensi. Artinya program pendidikan yang diberikan pada lembaga pendidikan guru disusun dan dikembangkan atas dasar analisis tugas yang disyaratkan bagi pelaksanaan tugas-tugas keguruan (Sudjana, 1987: 23). Guru yang profesional harus menguasai seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lain yang perlu dibina dan dikembangkan. Sudarwan Danim (2002 : 30-31) menyatakan bahwa untuk melihat apakah seorang guru dikatakan profesional atau tidak, dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, dilihat dari tingkat pendidikan minimal dari latar belakang pendidikan untuk jenjang sekolah tempat dia menjadi guru. Kedua, penguasaan guru terhadap materi bahan ajar, mengelola siswa, melakukan tugas-tugas bimbingan, dan lain-lain. Dilihat dari perspektif latar belakang pendidikan, kemempuan profesional guru SMP dan SMA di Indonesia masih sangat beragam, mulai dari yang tidak kompeten sampai yang berkompeten.
Semiawan (dalam Sudarwan danim, 2002 : 31) mengemukakan hierarki profesi tenaga kependidikan, yaitu:
1)        Tenaga Profesional
Tenaga profesional merupakan tenaga kependidikan yang berkualitas pendidikan sekurang-kurangnya S1 atas yang setara, dan memiliki wewenang penuh dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengendalian pendidikan atau pengajaran. Tenaga kependidikan yang termasuk dalam kategori ini juga berwenang untuk membina tenaga kependidikan yang lebih rendah  jenjang profesionalnya, misalkan guru senior membina guru yang lebih junior.
2)        Tenaga Semi Profesional
Merupakan tenaga kependidikan yang berkualifikasi pendidikan tenaga kependidikan D3 atau yang setara telah berwenang mengajar secara mandiri, tetapi masih harus melakukan konsultan dengan tenaga kependidikan yang lebih tinggi jenjang profesionalnya, baik dalam hal perencanaan, pelaksanaan, penilaian maupun pengendalian pengajaran.
3)        Tenaga Para-Profesional
Merupakan tenaga kependidikan yang berkualilifikasi pendidikan tenaga kependidikan D2 kebawah, yang memerlukan pembinaan dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan pengendalian pendidikan atau pengajaran.
Tingkat pendidikan guru akan berpengaruh dalam efektifitas pembelajaran di kelas. (Sudarwan Danim, 2002 : 32) menyatakan bahwa efektifitas pembelajaran di kelas sangat ditentukan oleh kompetensi guru, disamping faktor lain selain anak didik, lingkungan dan fasilitas. Mereka tidak hanya memerankan fungsi sebagai fasilitator, motifator dan dinamisator dalam proses belajar mengajar, baik didalam maupun diluar kelas. Untuk menjalankan tugas-tugas secara efektif dan efisien para guru harus memiliki kompetensi. Merujuk pada konsep yang dianut lingkungan Depdiknas sebagai “intructinal leader” guru harus mempunyai 10 kompetensi, yaitu:
1.      Mengembangkan kepribadian
2.      Mengusai landasan pendidikan
3.      Menguasai bahan pengajaran
4.      Menyusun program pengajaran
5.      Melaksanakan program pengajaran
6.      Menilai hasil dan proses belajar mengajar
7.      Menyelenggarakan program bimbingan
8.      Menyelenggarakan administrasi sekolah
9.      Kerjasama dengan sejawat dan masyarakat, dan
10.  Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran
2.      Dimensi Kompetensi Guru
Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 10 ayat 1 kempetensi guru meliputi kompetensi paedagogik, kompetensi professional, kompetensi professional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi social.
a)      Kompetensi paedagogik meliputi:
1.      Memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik, social moral, cultural emosional.
2.      Memahami latar belakang keluarga dan masyarakat peserta didik serta kebutujan belajar dalam konteks kebhinekaan budaya.
3.      Memahami gaya belajar dan kesulitan peserta didik.
4.      Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.
5.      Menguasai teori dan prinsip belajar serta pembelajaran yang mendidik.
6.      Mengembangkan kurikulum yang mendorong keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran.
7.      Merancang pembelajaran yang mendidik.
b)      Kompetensi professional meliputi:
1.      Menguasai substansi bidang studi dan metodologi keilmuan
2.      Menguasai struktur dan materi bidang studi
3.      Mebguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran
c)      Kompetensi kepribadian
1.      Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa
2.      Menampilkan diri sendiri sebagai pribadi yang berakhlak mulia dan sebagai teladan bagi peserta didik
3.      Mengevaluasi kinerja sendiri dan mengembangkan diri secara berkelanjutan
d)     Kompetensi social mencakup:
1.      Berkomunikasi secara efektif dan empatik dengan peserta didik, orangtua peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan dan masyarakat
2.      Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di sekolah dan masyarakat
3. Kompetensi guru sosiologi
a.       Kompetensi umum guru sosiologi
Guru sosiologi memiliki tuntutan dan konsekuensi2 yang mendasar. Secara umum sebagai seorang guru, tentu saja harus memenuhi beberapa kompetensi2 guru yang utam yaitu: kemampuan merencanakan program belajar mengajar, melaksanaka proses belajar mengajar, menilai kemajuan proses belajar mengajar, menguasai kemajuan proses belajar mengajar (Sudjana, 2005:20:22). Kompetensi khusus guru sosiologi
Khusus dalam hubungan sosiologi, seorang guru sosiologi dituntut memenuhi kempuan2 seperti:
1.      Guru sebagai pembimbing
Guru sosiologi merupakan pembimbing dalam belajar peserta didik. Guru harus bisa menguasai bagaiman amemberikan materi supaya dapat menarik siswa, tidan membosankan bagi siswa
2.      Guru sebagai guru
Ini memiliki fungsi yaitu menjadikan peserta didik mampu memahami bahan pembelajaran dengan baik sesuai dengan pengalaman belajar yang mereka miliki.

B.     Sumber belajar
1.      Pengertian sumber belajar
Sumber belajar dalam pengertian sempit adalah, misalnya buku. Pengertian tersebut masih banyak dipakai dewasa ini oleh sebagian besar guru. Pengertian sumber beljar tersebut sama sempitnya bila diartikan sebagai semua sarana pembelajaran yang dapt menyajikan pesan secara audif maupun visual saja missal, OHP, slide, film, CD, dan perangkat keras (hardwer).
Sadiman (1989) dalam Ahmad Rohani (1993:152) berpendapat bahwa sumber belajar adalah segala macam sumber yang dari luar diri seseorang dan yang emmungkinka terjadinya proses belajar. Dengan peranan sumber seperti guru/dosen, buku, film, peristia dsb. Memungkinkan orang yang tidak tahu menjadi tahu.
Guru hanyalah satu diantara banyak sumber belajar mengajar dan masih banyak yang lain, materi latihan, ajaran, sumber belajar berupa alat keras seperti video dan berupa teknik atau prosedur seperti teknik ceramah, belajar mandiri dsb (Sadirman, 1987:4-6)
Sumber belajar sesungguhnya banyak terdapat di mana-mana, seperti sekolah, desa, dan dikota dan sebagainya. Pemanfaatan sumber-sumber  pengajaran tersebut tergantung pada kreatifitas guru, biaya, waktu serta kebijakan lainnya.
Jadi yang dimaksud dengan sember belajar adalah segala sesuatu baik yang ada diluar diri peserta didik berupa materi yang sengaja diciptakan dengan maksud memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar mengjar.
2.      Manfaat sumber belajar
Suatu kegiatan akan lebih efektif dan efesien dalam usaha pencapaian tujuan intruksional jika melibetkan  komponen sumber belajar secara terencana. Sebab sumber belajar sebagai komponen penting dan sangat besar manfaatnya.
Manfaat sumber belajar antara lain:
a.       Member pengalaman secara langsung dan konkrit kepada peserta didik
b.      Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas sperti gambar-gambar, buku, film, dan sebagainya.
c.       Dapat membantu memecahkan masalah penddikan atau intrukstur baik dalam bidang makro dan mikro.
d.      Dapat member motivasi yang positif apabila diatur dan direncanakan pemanfaatannya secara tepat.
e.       Dapat merangsang tuk berfikir, bersikap, dan berkembang lebih lanjut missal:buku teks, buku bacaan dll yang mengandung daya penalaran dapat merangsang peserta didik untuk berpikir, menganalisis dan berkembang lebih lanjut. (ahmad rohani, 1997:103)
3.       Jenis sumber belajar
Menurut segi pengembangannya:
a.       Learning Resources By Desidn (sumber belajar yang dirancang sengaja dipergunakan untuk keperluan  atau setelah diadakan seleksi, contoh: pengajaran seperti modul, program audio dsb
b.      Learning Resources By Unulitazion  (sumber belajar yang tidak dirancang untuk kepentingan tujuan belajar, mengajar) yaitu segala macam sumber belajar seperti: tokoh, pasar dsb (Ahmad Rohani, 1997:109)
Disini beberapa sumber yang bisa digunakan dalam pembelajaran sosiologi diantaranya: bisa melihat kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia melalui gambar-bambar yang bisa dipajang di tembok kelas, untuk mengetahui kebudayaan-kebudayaan di Indonesia yang heterogen.
C.    Media belajar atau media pembelajaran
1.      Pengertian media pembelajaran
Media merupakan salah satu factor penentu keberhasilan pembelajaran. Terkadang informasi yang disampaikan secara lisan tidak dipahami sepenuhnya oleh siswa, di sinalh peran media sbg alat bantu memperjelas pesan pembelajaran. Rosso dan Breidle dalan sanjaya (2006:161)mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai pendidikan sperti, radio, buku, Koran majalah dsb
2.      Fungsi media pembelajaran
Secara umum fungsi media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dan siswa, dengan maksud membantu siswa belajar secara optimal.
Arsyad (2002:15)  mengemukakan bahwa fungsi media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang di tata dan diciptakan oleh guru.
Jenis-jenis media pembelajaran
Menurut Berz (1971) membagi media menjadi tiga macam macam yaitu: media yang dapat didengar (audio), dapat dilihat (visual), bergerak. Menurut Scharman (1997) media dibagi menjadi jumlah siswa yang dilayani: media yang digunakan audiens besar: tv, radio, internet. Audiens kecil: flm, foto. Papan tulis, ohp. Dan untuk individu: media cetak, computer.
Dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yaitu metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar.
Fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yakni menunjang penggunaan metode mengajar yang dipergunakan guru. Melalui penggunaan media pembelajaran dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa(Sudjana, 1996 : 7). Beberapa jenis media yang dapat digunakan dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran dapat digolongkan menjadi: (1) Media Grafis. (2) Media foto Grafis, (3) Media Tiga Dimensi, Media Proyeksi. (5) Media Audio, dan (6) Lingkungan sebagai Media Pengajaran.
1.      Media Grafis
Media yangmengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui suatu kombinasi pengungkapan kata-kata dan gambar-gambar (Sudjana, 1996 : 68). Jenis-jenis media grafis yang dapat dimanfaatkan dalam pengajaran meliputi: bagan, diagram, grafik, poster, kartun, dan komik.
2.      Media Gambar Fotografis
Merupakan salah satu pengajaran yang amat dikenal dalam setiap kegiatan pengajaran. Hal ini disebabkan kesederhanaannya, tanpa memerlukan perlengkapan dan tidak perlu diproyeksikan untuk mengamatinya (Sudjana, 1996 : 71). Gambar fotografi bisa didapatkan dari berbagai sumber, misalnya dari surat kabar, majalah-majalah, brosur-brosur, dan buku-buku.
3.      Media Tiga Dimensi
Media tiga dimensi yang sering digunakan dalam pengajaran adalah model dan boneka. Model adalah tiruan tiga dimensional daru beberapa objek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal untuk dibawa kedalam kelas dan dipelajari oleh siswa dalam wujud aslinya (Sudjana, 1996 : 156)
4.      Media Proyeksi
Media Proyeksi ini ada dua macam yaitu Overhead Projector (OHP) yaitu media pengajaran yang digunakan untuk mempertahankan komunikasi tatap muka sehingga guru mudah mengontrol siswanya, dan media Slide dan Strip yaitu media pengajaran yang dapat membangkitkan motivasi belajar, merangsang minat siswa dalam meneliti bahan pelajaran lebih lanjut (Sudjana, 1996 : 127)
5.      Media Audio
Media audio untuk pengajaran dimaksudkan sebagai bahan yang mengandung pesan dalam bentuk pita suara atau piringan suara, dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses belajar mengajar (Sudjana, 1996 : 129)
6.      Lingkungan Sebagai Media Pengajaran
Lingkungan sebagai media dan sumber belajar para siswa dapat dioptimalkan dalam proses pengajaran untuk memperkaya bahan dan kegiatan belajar siawa di sekolah. Ada tiga macam lingkungan belajar yaitu lingkungan sosial, lingkungan alam dan lingkungan buatan (Sudjana, 1996 : 217).
Semua yang dilakukan seharusnya sebagai seorang guru, guru harus pinter-pinter mengembangkan kreatifitas guru yang ada dalam proses pembelajaran. Supaya peserta didik tidak merasa bosan terhadap pemberian materi yang di lakukan oleh guru. Memilih pengalaman belajar, menentukan metode atau strategi mengajar dan yang paling penting menjadi model perilaku bagi siswa (Munandar, 1999 : 100). Yaitu menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan meliputi menggunakan keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing peserta didik, mengadakan diskusi kelomok kecil,dan mengelola kelas.

D.    Mata Pelajaran Sosiologi
1.      Pengertian Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu yang mengkaji interaksi manusia dengan manusia lain dalam kelompok (seperti keluarga, kelas sosial atau masyarakat) dan produk-produk yang timbul dari interaksi tersebut, seperti nilai norma serta kebiasaan yang dianut oleh kelompok atau masyarakat tersebut.
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari:
a.       Hubungan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial, misalnya antara gejala ekonomi, gerak masyarakat dengan politik dan sebagainya.
b.      Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala-gejala sosial dengan non sosial,msalnya gejala geografis dengan tingkah laku masyarakat.
c.       Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.

2.      Sifat Dan Hakekat Sosiologi
a.       Sosiologi adalah suatu ilmu yang normatife akan tetapi adalah suatu disiplin yang kategoris, artinya sosiologi yang membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa ini dan bukan mengenai apa yang seharusnya terjadi.
b.      Sosiologi adalah suatu ilmu sosial dan bukan merupakan ilmu pengetahuan alam ataupun ilmu pengetahuan kerohanian.
c.       Sosiologi merupakan ilmu yang murni (Pure Sosience) dan bukan merupakan ilmu terapan atau terpakai (Applied Science).
d.      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan ilmu pengetahuan yang kongkrit.
e.       Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum.
f.       Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional.
g.      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang khusus.

3.      Objek Dan Tujuan Sosiologi
Objek sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari induk hubungan antar manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat. Tujuan sosiologi adalah meningkatkan daya dan kemampuan manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Caranya adalah dengan mengembangkan pengetahuan yang objektif mengenai gejala-gejala kemasyarakatan yang dapat dimanfaatkan secara efektif untuk memecahkan masalah-masalah sosial (Suryawati, 2004 : 4).

Mata Pelajaran Sosiologi
Merupakan mata pelajaran yang diberikan oleh sekolah sesuai dengan kurikulum yang telah ada, yang mana didalamnya mempelajari masyarakat dengan berbagai macam gejala didalamnya.
a.       Fungsi Pelajaran Sosiologi
Pengajaran Sosiologi di Sekolah Menengah atas berfungsi untuk:
a)   Meningkatkan kemampuan berfikir
b)   Meningkatkan kemampuan berperilaku, dan
c)   Meningkatkan kemampuan berinteraksi dalam keberagaman realitas sosial dan budaya berdasarkan etika.
b.      Tujuan Pengajaran Sosiologi
Tujuan pengajaran mata pelajaran sosiologi di Sekolah Menengah Atas pada dasarnya mencakup dua sasaran yang bersifat kognitif dan yang bersifat praktis. Secara kognitif pengajaran sosiologi dimaksudkan untuk memberi ilmu pengetahuan dasar sosiologi agar siswa mampu memahami dan menelaah secara rasional komponen-komponen dari individu, kebudayaan dan masyarakat sebagai suatu sistem. Sementera itu sasaran yang bersifat praktis dimaksudkan untuk mengembangkan ketrampilan sikap dan perilaku siswa yang rasional dan kritis dalam menghadapi kemajemukan masyarakat kebudayaan, situasi sosial serta berbagai masalah suaial yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.


VIII.       KERANGKA BERPIKIR
Kompetensi yang dimiliki seorang guru sangat mempengaruhi dalam pembelajaran yang ada, karena di sini seorang guru harus bisa menyampaikan materi kepada peserta didik. Peserta didik tersebut supaya tidak merasa bosan dalam pemberian materi yang di sampaikan oleh guru. Dari kebanyakan guru dalam menyampaikan materi yaitu menggunakan metode ceramah yang menyebabkan siswa itu bosan bahkan tidak memperhatikan materi yang diberikan oleh guru.
Guru sendiri harus bisa menggunakan metode yang pas untuk bisa menghidupkan suasana kelas yang kondusif. Misalnya menggunakan media yang pas misalnya menggunakan LCD yaitu meberikan materi menggunakan Power Point yang disini diberikan animasi-animasi, pewarnaan yang pas sesuai dengan jam pelajaran di kelas.

Kompetensi guru
·         Tingkat pendidikan
·         Penguasaan guru  terhadap materi bahan ajar
·         Mengelola siswa
·         Mengelola kelas
                                                                 

Mata pelajaran sosiologi

1 komentar:

  1. artikel ini sudah bagus, namun perlu diperhatikan dalam penulisan disini banyak mengutip dari berbagai buku akan tetapi belum dicantumkan daftar pustaka pada akhir artikel ini.Penulisan kutipan dimaksudkan untuk memperkuat dari sumber artikel yang anda tuliskan. Selain itu juga perlu dibuat kategori agar mudah untuk mencari artikel-artikel yang akan dicari. terima kasih

    BalasHapus